Edisi 12

Pemberitahuan

Edisi 8
Permohonan Maaf

Edisi 7

Pahlawan Reformasi

Edisi 5

Tekanan Makin Tinggi

Edisi 4

Banjir Info

Memanfaatkan Indonesia Baru Secara Optimal

Foto Demo

Edisi 2

Langkah Penyebaran Informasi

KEMBALI KE INDEX

Siklus Pergerakan Uang Menjelang Pemilu

Pengantar :
Salah satu cara Bank Indonesia menahan merosotnya nilai Rp dan laju inflasi adalah dengan menaikkan suku bunga bank (Rumus 1). Suku bunga deposito pernah mencapai 66%/tahun. Setelah itu perlahan-lahan menurunkan suku bunga bank (Rumus 2), sampai pada tingkat yang wajar, misalnya suku bunga deposito 20%/tahun, dan nilai US$1,- = Rp7.000,-.

Rumus 1 :
Jika Bunga Bank dinaikkan, maka :
1. Uang yang beredar tersedot ke deposito. Inflasi diharap menurun.
2. US$ ditukar ke Rp dan didepositokan, sehingga nilai US$ turun.
3. Saham dijual dan didepositokan, sehingga nilai saham jatuh.
4. Sektor riil jatuh.

Rumus 2 :
Jika Bunga Bank diturunkan, maka :
1. Deposito ditarik, uang beredar naik, konsumsi naik, produsen bekerja. Ada kemungkinan Sektor Riil naik.
2. Deposito ditarik, invest di pasar modal, harga saham naik.
3. Deposito ditarik, beli US$, harga US$ naik.
4. Semua barang dengan kandungan import naik.

Tujuan yang diharapkan :
1. Bunga Bank turun, sehingga sektor riil berkembang lagi.
2. US$ turun, sehingga produsen yang bahan bakunya diimport bergerak lagi, dan roda perekonomian berjalan.
3. Uang beredar turun, sehingga kemampuan belanja berkurang, dan inflasi turun.
4. Pasar modal naik. Keempat tujuan itu harus terjadi berbarengan.

Cara mencapai tujuan itu adalah dengan :
1. Neraca perdagangan positif. Ekspor lebih besar daripada impor, sehingga ada tambahan US$.
2. Jasa-jasa dari luar negeri turun, sehingga neraca anggaran berjalan tidak negatif.
3. Investasi langsung, yang membuat masuknya US$. Masuknya US$ ke Indonesia sangat penting, karena akan menekan nilai US$, sehingga orang merasa rugi memegang US$. Jika ini terjadi, maka orang yang memegang akan memindahkan ke bank (deposito), pasar modal, atau masuk ke dalam uang beredar untuk dibelanjakan. Dengan demikian saham meningkat. Perlahan-lahan bunga bank bisa diturunkan.

Kenyataan yang ada :
1. Neraca perdagangan negatif, investasi langsung tidak seberapa. Jasa dari luar negeri memang turun, terlalu mahal. BPS mengungkapkan ekspor triwulan 1/1999 turun 22%.
2. Namun ternyata US$ turun, inflasi turun, saham naik.

Apa yang sesungguhnya terjadi :
1. US$ masuk ke dalam negeri lewat bantuan luar negeri, IMF, JPS, dana bantuan pemilu, dan bantuan yang lainnya. Bantuan ini bagaikan ditumpahkan dari langit.
2. Intervensi Bank Indonesia.
3. Swasta tidak memburu US$ untuk membayar utang karena sebagian pailit, sebagian tidak bisa membayar dan berusaha mengkonversikan utang itu sebagai modal disetor dari kreditor, misalnya Ciputra. Pola konversi utang menjadi equity ini akan menjadi trend. Menurut kaum ultra nasionalis, keadaan ini adalah penjajahan model baru.
4. Kampanye Bank Indonesia untuk menggoyah perasaan pemegang US$, bahwa kepercayaan kepada pemerintah telah tumbuh. Psikologi massa ini akan mendorong massa melepas US$, dan diinvest di pasar modal, sehingga IHSG pernah menembus 500. Apakah ada yang diinvest di sektor riil, masih belum diketahui.

Prediksi menjelang Pemilu :
1. Etnis Tionghoa yang ingin menghindari kerusuhan Pemilu akan mulai meninggalkan Indonesia pada saat kampanye sampai beberapa minggu atau bulan berada di luar negeri. Mereka membutuhkan US$ yang banyak sekali. Ingat tiket ke luar negeri sudah full book. US$ akan melonjak lagi.
2. Orang non etnis Tionghoa, golongan menengah akan menimbun sembako sampai akhir Juni 1999, khususnya susu bayi, beras, gula, minyak goreng, bahkan mie instant.

Saran :
1. Tunggu US$ sampai akhir minggu ini. Segera beli US$, minimal gunakan 50% tabungan anda. Bunga deposito tidak menarik lagi, apalagi bunga tabungan, dibandingkan dengan risiko memegang rupiah.
2. Perlahan-lahan beli sembako, sehingga tidak terkesan rush, sehingga harga tidak melonjak. Jika harga melonjak, kasihan rakyat kecil. Tapi ingat, usaha menimbun sembako ini sudah selesai pada tanggal 19 Mei 1999 (hari pertama kampanye).
3. Tentu saja, anda harus tetap menyisakan rupiah untuk hidup sehari-hari. Misalnya untuk membeli sayur, membayar parkir, dan kartu kredit anda.
4. Ingat pepatah : "Jangan simpan telor anda dalam satu keranjang (betapa pun amannya), karena jika keranjang itu jatuh maka pecahlah semua telor anda. Untuk itu simpanlah telor anda dalam beberapa keranjang. Jika ada keranjang yang pecah, anda masih punya telor lain yang masih utuh."
Demikian juga dengan uang anda, simpan sebagian dalam US$, sebagian lagi dalam sembako (terutama susu bayi), dan sebagian lagi tetap dalam Rp.