Untaian Peristiwa
Seorang imam anggota Serikat Murid-murid Tuhan (CDD, Congregatio Discipulorum Domini) yaitu Pastor Joseph Wang, CDD alm., pada tanggal 16 Januari 1951 mengemban tugas dari uskup Malang saat itu untuk mendirikan sekolah katolik di Malang bagi anak-anak Cina yang pada waktu itu banyak bersekolah di sekolah-sekolah Cina.
Langkah pertama yang ditempuh Pastor Joseph Wang, CDD alm. adalah membeli gedung rusak bekas “Neutrale School” yang berdiri pada sebidang tanah seluas + 5000 m2 di jalan Dr. Soetomo 35 Malang. Tanggal 15 Juli 1951 merupakan hari bersejarah karena pada hari itu Sekolah Menengah dibuka secara darurat dengan nama SM-RK Hua-Ind (Sekolah Menengah Roma Katolik Tionghua Indonesia). Dua hari kemudian pelajaran dimulai bagi sejumlah 4 kelas siswa. Sekolah dibuka resmi oleh uskup Malang, Mgr. AEJ. Albers, O. Carm. pada tanggal 19 Maret 1952 dan selanjutnya tanggal itu diperingati sebagai Hari Pesta Pelindung Sekolah. Selanjutnya Pastor Joseph Wang, CDD alm. merealisasikan amanat uskup Malang untuk membuka Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) dengan membuka 1 kelas SMAK bagian B yang terdiri dari 27 orang siswa pada tanggal 4 Januari 1954. Nama sekolah diubah menjadi Kolese Santo Yusup pada tanggal 1 Desember 1959. Kompleks SMA Blimbing yang dibangun di atas tanah seluas 2 ha mulai ditempati pada tanggal 1 September 1974 dengan 9 kelas siswa dan sampai sekarang telah mempunyai 28 kelas siswa. Mengingat bahwa sebagian besar siswa SMAK (sekarang SMUK) Kolese Santo Yusup berasal dari luar kota/pulau maka sekolah membuka juga asrama pada tahun 1958 khususnya bagi siswa putra dan pada tahun 1979 bagi siswa putri.
Selama masa perkembangannya, SMUK Kolese Santo Yusup (biasa disebut SMUK KOSAYU) telah mengalami 3 masa kepemimpinan yaitu : Pastor Joseph Wang, CDD alm. (1954 - 1973), Bpk. G. Soewandi (1974 - 1984) dan Pater Hilarius Sutiono, CDD (1984 - sekarang). Pastor Joseph Wang, CDD alm. merintis dan meletakkan dasar-dasar pembangunan SMUK KOSAYU yang tahap pertamanya selesai pada tahun 1976, terdiri dari pembangunan 16 ruang kelas, 1 ruang pertemuan, 1 ruang perpustakaan, 9 ruang untuk keperluan lain-lain dan 3 ruang untuk laboratorium. Tongkat estafet ini dilanjutkan oleh Bpk. G. Soewandi dan Pater Hilarius Sutiono, CDD dengan penambahan dan peningkatan sarana hingga saat ini SMUK KOSAYU memiliki fasilitas belajar mengajar yang sangat memadai untuk mencapai prestasi yang terbaik.
SMUK KOSAYU meraih predikat “Disamakan” dalam 3 kali akreditasi yang dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu pada tahun 1985, 1990 dan 1995.
Sesuai dengan kurikulum 1994, kegiatan belajar siswa dewasa ini terdiri dari kegiatan intra kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler , wadah bagi kegiatan siswa di sekolah adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Guna pembinaan mental spiritual, sejak ............... setiap tahun siswa diwajibkan mengikuti kegiatan civita yang diselenggarakan di wisma retret Sawiran.
Alumni SMUK Kosayu menggabungkan diri dalam wadah PEKSY (Persaudaraan Eks Kolese Santo Yusup) di kota masing-masing al. Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Salatiga, Surabaya, dan Malang.
[Pastor Joseph Wang, CDD] [Fasilitas] [Ekstrakrikuler], [Civita], [Majalah Sekolah] [Prestasi] [Alumni] [PEKSY]